KENALI MASA MENOPAUSE ANDA.....
KESEHATAN REPROSUKSI “MENOPAUSE DAN KLIMAKTERIUM”
A.
PENGERTIAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1. Pengertian
klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan
dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari
akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa-masa
klimakterium :
a. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun
sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen
masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak
teratur.
b. Menopause adalah henti haid yang
terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak
dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya
terjadi pada umur 45-55 tahun.
c. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun
setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang
hipertiroid
Sebelum haid berhenti, sebenarnya
pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada
ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan
balik pada hipofise.
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga
terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertama-tama terjadi
kegagalan fungsi luteum . Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang
paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
Klimakterium bukan suatu keadaan
patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung
beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Kesulitan mungkin
dijumpai dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi dapat dikatakan
bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan
endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormone gonadotropin
naik), dan gejala-gejala klinis.
Secara endokrinologis, masa
klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin. Gambaran klinis dari defesiensi estrogen dapat berupa gangguan
siklus haid, gangguan neurovegetatif, gangguan psikis dan gangguan somatic.
2. Pengertian
menopause
Menopause adalah haid terakhir pada
wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi
seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi
saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang sering
disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa klimakterium.
Sebenarnya menopause bukan merupakan
masalah patologis tetapi merupakan masalah fisiologis yang dialami setiap
wanita di dunia tetapi sangat mengganggu kebahagiaan sebuah keluarga dan wanita
itu sendiri. Di dalam pengalaman hidupnya, seorang wanita akan mengalami
perubahan-perubahan alamiah ini. Namun proses alamiah ini berbeda pada setiap
wanita menopause. Ada yang melewatinya tanpa merasa terganggu, namun sebagian
besar wanita menopause melalui perubahan alamiah ini dengan cobaan yang berat,
gangguan fisik dan tekanan psikis yang menekan. Hal ini disebabkan karena
berhentinya produksi estrogen dan menurunnya daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya
usia.
Penyebab menopause adalah matinya
(burning out) ovarium. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa
folikel primordial yang akan dirangsang oleh LH dan FSH dan produksi estrogen
dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika
produksi estrogen turun dibawah nilai kritis, estrogen tidak lagi dapat
menghambat produksi dari FSH dan LH, juga tidak dapat merangsang lonjakan LH
dan FSH ovulasi untuk menimbulkan siklus osilasi. Sebaliknya, FSH dan LH
(terutama FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinyu.
Estrogen diproduksi dalam jumlah di bawah nilai kritis untuk jangka waktu yang
singkat sesudah menopause, tetapi setelah beberapa tahun, ketika folikel
primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun
menjadi hampir nol.
Pada saat menopause, seorang wanita
harus menyesuaikan kembali kehidupannya dari kehidupan yang secara fisiologis
dirangsang oleh produksi estrogen dan progesterone menjadi kehidupan yang
kosong tanpa hormone-hormon tersebut.
B.
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1.
Perubahan hormone
Dua hingga delapan tahun sebelum
menopause, kebanyakan wanita mulai melompat-lompat ovulasinya. Selama
tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang
mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin
cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa
percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga
puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin
berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating
Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Bertolak belakang dengan keyakinan
umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di
masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari satu tahun
sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang
dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause,
tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda,
yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak
tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak
turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur
pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan
testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar
progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum
terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan
hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun reproduksi tidak lagi
merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting,
yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya
dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor
hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan
androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran
kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk
mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
2.
Perubahan fisik
a. Uterus (kandungan) : mengecil.
b. Tuba Falopi : lipatan tuba menjadi memendek, menipis dan
mengerut.
c. Ovarium (indung telur) : ovarium
menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen
dan progesterone, berhenti menghasilkan sel telur. Akibatnya timbul keluhan
akibat berkurangnya kadar hormon.
d. Cervix (leher rahim) : mengerut.
e. Vagina : terjadi penipisan dinding
vagina, selain itu secret/lendir vagina mulai mengering, menyulitkan hubungan
suami-istri.
f. Vulva (bibir rahim) : jaringan vulva
menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit menipis, pebuluh darah
berkurang. Akibat sering timbul rasa gatal. Vulva yang mengering bersamaan
dengan penyempitan lubang masuk vagina menyebabkan kesulitan untuk melakukan
hubungan suami istri, timbul rasa nyeri pada waktu hubungan, menyebabkan
wanita berusaha untuk menolak melayani suaminya.
g. Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok
dan mulai memutih/uban.
h. Payudara : jarigan lemak berkurang,
putting susu mengecil. Akibatnya payudara mulai lembek, mengendor dan keriput.
i. Hipertensi : turunnya hormon
estrogen dan progesteron menyebabkan :
· HDL Cholesterol (Cholesterol baik)
menurun.
· LDL Cholesterol (Cholesterol jahat)
meningkat . Wanita yang semasa haid masih relatif kebal terhadap penyakit
aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah), setelah menapause mulai
bisa diserang penyakit ini, yang berakibat penyakit tekanan darah tinggi
(hipertensi) dan penyempitan pembuluh darah jantung (penyakit jantung coroner).
j. Osteoporosi (pengeroposan tulang).
Dengan
turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron, maka mulai terjadi proses
pengeroposan tulang (walaupun seorang wanita cukup mendapat tambahan calcium
seperti dari susu).
Rendahnya
kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan zat calcium/kapur tidak dapat
disimpan dalam tulang, sebaliknya calcium dalam tulang pelan-pelan
menyusut. Tandanya adalah mulai terasa
nyeri pada tulang yang dianggap sebagai rematik yang bila berobat acap kali
hanya mendapat obat penghilang rasa nyeri. Bila proses pengeroposan sudah
sangat lanjut bisa terjadi patah tulang belakang dan tulang panggul secara
spontan
C. PERMASALAHAN
KESEHATAN REPSODUKSI PADA MASA MENOPAUSE
1.
Fisik
Ketika seseorang memasuki masa
menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang
dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher
dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa
panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan
berdebar-debar (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan
tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi
dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada
siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah
yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan
ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut
yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari,
namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau
lebih.
b. Gejolak Rasa Panas
Arus panas biasanya timbul pada saat
darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti.
Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita
mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar
jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara
menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher
atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung
selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak.
Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal
ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi
depresi.
c. Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena
leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan
estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan
kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga
menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing.
Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali
menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat
dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau
orgasme.
d. Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga
elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih
tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan.
Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran
hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)
e. Keringat di Malam Hari
Berkeringat malam hari, bangun
bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat
malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur.
Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena
tidak dapat tidur nyenyak.
f.
Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi
pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang
akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
g. Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap
pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan
gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
h. Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan
penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan
penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah
berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita
kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang
menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan
2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita
kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen
akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan.
Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang
terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.
i.
Badan
Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk
selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause,
diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah
berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan
ditambah lagi karena kurang berolahraga.
j.
Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali
dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan
paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya
kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral
dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah
dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu
penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu
menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium.
Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa
menopause.
Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua
bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah
serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun.
Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan,
pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker
indometrium (kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45
tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak
lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan
berat tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara
haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya,
dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.
2. Masalah Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada
lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia
terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun;
hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang
lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan
eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek
organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan
lansia.
Beberapa gejala psikologis yang
menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan,
gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga
lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan
seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta
merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause
yaitu:
a.
Ingatan
Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum
menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami
menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal
yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
b.
Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa
setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang
timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi
situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa
pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir,
hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada
Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang
yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan
semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus
cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi
banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan
yang berarti dalam kehidupannya.
Menopause rupanya mirip atau sama
juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya
alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada
juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis
adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and
Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
· Suasana hati yaitu keadaan yang
menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat
tegang.
· Pikiran yaitu keadaan pikiran yang
tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak
berdaya.
· Motivasi yaitu dorongan untuk
mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi,
ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
· Perilaku gelisah yaitu keadaan diri
yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat
sensitif dan agitasi.
· Reaksi-reaksi biologis yang tidak
terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut
kering.
c.
Mudah
Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat
dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap
sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan
datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang
sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku
tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang
terjadi dalam dirinya.
d.
Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama
sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan
perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan
sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau
tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja
dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat
menggerogoti tubuh secara diam-diam.
e.
Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering
merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena
kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.
Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan
harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk
satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan
fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi
beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai
atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit
dihindarkan.
D. UPAYA
MENGATASI MASALAH PADA MASA MENOPAUSE
Bagaimana
bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan
bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen
tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian
substitusihormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan
dapat mengambil langkah :
1. Melakukan
KIEM sehingga wanita denngan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke
dokter puskesmas
2. Bidan
berkonsultasi dengandokter puskesmas atau dokter ahli
3. Setelah pengobatan, bidan
dapatmeneruskan pengawasan
4. Bidan dapat
merujuk penderita ke Rumah Sakit
5. Pemeriksaan alat kelamin wanita
bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin
ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda radang
6. Pap Smear yang dilakukan setahun
sekali untuk melihat adanya tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan
adanya kanker pada saluran reproduksi.
7. Periksa payudara sendiri (SADARI)
untuk melihat pembesaran atau tumor payudara akibat penurunan kadar
estrogen/karena adanya hormon pengganti
8. Penggunaan bahan makanan yang
mengandung unsure fito-estrogen yang cukup seperti kedelai dan papaya
9. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju,
ikan teri, dll
10. Menghindari makanan yang mengandung
banyak lemak, kopi dan alcohol