Sabtu, 21 Januari 2017

FASILITAS DAN LAYANAN KLINIK BUDHI WALUYO GOMBONG


FASILITAS USG 4 DIMENSI KLINIK BUDHI WALUYO GOMBONG

DENGAN FASILITAS YANG LEBIH MEMADAI
KINI HADIR USG 4 DIMENSI DI KLINIK BUDHI WALUYO-GOMBONG
Jl. Sempor lama No 151/68 Semanding, Gombong- Kebumen

SEGERA PERIKSAKAN KEHAMILAN ANDA SEKARANG !!!!
....SALAM SEHAT....

USG TRANSVAGINAL



USG TRANSVAGINAL

USG transvaginal adalah jenis USG panggul. Hal ini digunakan untuk melihat organ reproduksi wanita, termasuk uterus, ovarium, serviks, dan vagina. Transvaginal berarti seluruh atau melalui vagina.

Lihat juga: USG Kehamilan
Bagaimana Test adalah Dilakukan

Anda akan berbaring di atas meja dengan lutut ditekuk dan kaki di pemegang disebut sanggurdi. Penyedia perawatan kesehatan akan menempatkan probe, yang disebut transduser, ke dalam vagina. Probe ditutupi dengan kondom dan gel. Probe mengirimkan gelombang suara, yang mencerminkan dari struktur tubuh. Sebuah komputer menerima gelombang dan menggunakan mereka untuk menciptakan sebuah gambar. Dokter segera dapat melihat gambar pada monitor TV di dekatnya.

Penyedia perawatan kesehatan akan memindahkan probe di dalam daerah itu untuk melihat organ-organ panggul. Tes ini dapat digunakan selama kehamilan.

Dalam beberapa kasus, metode USG transvaginal khusus yang disebut sonografi infus salin (SIS), juga disebut sonohysterography atau hysterosonography, mungkin diperlukan untuk lebih jelas melihat rahim.

Tes ini membutuhkan air garam (saline steril) untuk ditempatkan ke dalam rahim sebelum USG. Garam ini membantu setiap garis massa yang abnormal, sehingga dokter bisa mendapatkan ide yang lebih baik dari ukuran mereka.

SIS tidak dilakukan pada wanita hamil.
Bagaimana mempersiapkan untuk Test

Anda akan diminta untuk menanggalkan pakaian, biasanya dari pinggang ke bawah. Sebuah USG transvaginal dilakukan dengan mengosongkan kandung kemih Anda atau sebagian diisi.
Bagaimana Test Will Rasakan

Tes ini biasanya tidak nyeri, meskipun beberapa wanita mungkin memiliki ketidaknyamanan ringan dari tekanan probe. Hanya sebagian kecil dari probe ditempatkan ke dalam vagina.
Mengapa Uji adalah Dilakukan

USG transvaginal dapat dilakukan untuk masalah berikut:

    Temuan abnormal pada pemeriksaan fisik, seperti kista, tumor fibroid, atau pertumbuhan lainnya
    Abnormal vagina perdarahan dan masalah haid
    Beberapa jenis infertilitas
    Kehamilan ektopik
    Nyeri panggul

USG transvaginal juga digunakan selama kehamilan untuk:

    Evaluasi kasus keguguran terancam
    Mendengarkan detak jantung bayi yang belum lahir itu
    Lihatlah plasenta
    Carilah penyebab pendarahan
    Monitor pertumbuhan embrio atau janin di awal prgnancy yang
    Lihat jika leher rahim berubah atau membuka ketika tenaga kerja mulai awal

Hasil normal

Struktur panggul atau janin normal.

Catatan: rentang nilai normal dapat sedikit berbeda antara laboratorium yang berbeda. Bicarakan dengan dokter Anda tentang arti hasil tes spesifik Anda.
Apa Hasil abnormal Artinya

Hasil abnormal mungkin karena banyak kondisi. Beberapa masalah yang dapat dilihat meliputi:

    Lahir cacat
    Kanker rahim, ovarium, vagina, dan struktur panggul lainnya
    Infeksi, termasuk penyakit radang panggul
    Nocancerous pertumbuhan rahim dan ovarium (seperti kista atau fibroid)
    Memutar dari ovarium

Beberapa masalah atau kondisi yang dapat ditemukan secara khusus pada wanita hamil meliputi:

    Kehamilan ektopik
    Lebih dari satu janin (kembar, kembar tiga, dll)
    Keguguran
    Plasenta previa
    Abrupsio plasenta
    Masalah dengan pertumbuhan bayi atau tingkat cairan di sekitar bayi
    Dipersingkat leher rahim, yang meningkatkan risiko untuk kelahiran prematur atau terlambat keguguran
    Struktural masalah pada bayi
    Tumor kehamilan, termasuk penyakit trofoblas gestasional

Resiko

Tidak ada efek berbahaya diketahui USG transvaginal pada manusia.

Tidak seperti x-ray, tidak ada paparan radiasi dengan tes ini.
Nama Alternatif

Endovaginal USG; USG - transvaginal; Sonohysterography, Hysterosonography; sonografi infus Saline; SIS

MENGANAL USG DAN MANFAAT USG



Mengenal USG Dan Manfaat USG

Mengenal USG
Perlu tidak, sih, USG saat hamil? Mari kita mengenalinya lebih jauh.
“Sudah di-USG, Bu?” Pertanyaan itu kerap muncul dan ditujukan pada ibu hamil. Seolah-olah pemeriksaan dokter belum komplit tanpa USG. Pada kenyataannya memang saat ini USG tak bisa dipisahkan dari pemeriksaan kehamilan. Sebenarnya apa, sih, USG itu? Dan mengapa sangat diperlukan dalam pemeriksaan kehamilan?
USG adalah singkatan dari ultrasonografi. Yaitu suatu alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang dipancarkan oleh suatu penjejak (yang disebut transduser) pada suatu organ yang diperiksa. “Jadi, pemeriksaan USG tidak memakai sinar X atau rontgen untuk menghasilkan gambar janin,” terang dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, sonologist, dari RSPAD Gatot Subroto/UPN Veteran Jakarta.
Lantas, gema kembali (echo) akan diterima dan dipancarkan kembali oleh transduser. Selanjutnya, akan diubah menjadi bentuk gambar titik-titik pada layar monitor. Dengan demikian dokter dan ibu hamil dapat melihat janin. Walaupun gambar yang dihasilkan belum sempurna, namun ahli USG akan dapat menunjukkan bagian mana yang kepala dan mana yang kaki pada gambar yang masih kabur tersebut.
Kemajuan teknologi membuat hasil USG saat ini jauh lebih baik. Jika dulu gambar yang dihasilkan kasar. Namun dengan teknologi baru yang disebut USG 3 Dimensi, tampilan gambarnya lebih jelas dan dapat berwarna. “Kita sudah bisa lihat profil muka si bayi ini, seperti layaknya orang bikin patung. Memang masih nampak kasar dan belum seperti pasfoto. Namun demikian kita sudah bisa lihat kalau hidungnya pesek atau bila ada kelainan seperti bibir sumbing,” jelas Judi.
Selain itu, alat ini memungkinkan kita mendapat gambaran yang lebih jelas tentang berbagai hal yang menyangkut kondisi janin pada setiap tahap perkembangannya. Karena alat ini memungkinkan untuk melihat organ-organ janin dari berbagai sudut. Sayangnya mengingat mahalnya alat ini belum semua rumah sakit bisa memilikinya.
Namun demikian harap diingat, USG itu hanya alat bantu untuk diagnostik. Jangan dibalik, kata Judi, “seakan-akan kalau tidak USG, dokter tidak bisa membuat diagnosa,” lanjutnya. USG hanya menjadi alat bantu untuk sesuatu yang belum jelas. “Dengan USG, kehamilan bisa diketahui lebih jelas, misalnya umur kehamilan atau bisa diketahui lokasinya di dalam kandungan atau tidak.”
CARA KERJA
Untuk diketahui, USG bekerja dengan cara memanfaatkan gelombang ultrasonik sebagai prinsip kerjanya. Jadi bukan dengan sinar X, seperti yang diduga awam. “Itulah sebabnya,” kata Judi, “USG asalkan dikerjakan oleh ahlinya, ‘relatif’ aman buat ibu dan janinnya.”
USG mempunyai frekuensi gelombang suara di atas 20 KHz (20. 000 gelombang per detik). Sebagai perbandingan gelombang suara yang dapat kita dengar sehari-hari adalah 20-20.000 Hz. Untuk keperluan diagnostik dibutuhkan sumber suara dengan frekuensi 1-20 MHz. “Namun yang digunakan pada umumnya adalah 3,5 MHz, 5 MHz, serta 7,5 MHz.” Penggunaan 3,5 Mhz atau lebih untuk USG perabdominam dan 5 Mhz atau lebih untuk USG pervaginam.
Kendati relatif aman, sebaiknya USG dilakukan 2 kali selama kehamilan, yaitu saat hamil muda (trimester I) dan trimester II (pada masa kehamilan 18-20 minggu). “Sedangkan pada trimester III biasanya dilakukan hanya atas indikasi.”
Mengapa demikian? “Karena USG ini menggunakan gelombang frekuensi tinggi. Sehingga sebaiknya jika memang tidak perlu sekali jangan terlalu sering menggunakan USG. Selain itu tidak ada manfaatnya, kecuali kalau ada indikasi medisnya.” Tidak itu saja, “kalau dilakukan tiap kali pemeriksaan juga akan jadi beban pasien. Bukankah ia harus membayar biaya pemeriksaan tersebut?”
Dan karena penggunaan gelombang frekuensi tinggi, sebaiknya USG ditangani oleh dokter yang ahli di bidang ini. “Dokter yang menanganinya harus yang punya sertifikat. Sertifikat ini dapat diperoleh dengan mengikuti pendidikan mengenai USG di PUSKI. Dengan demikian USG akan menjadi aman digunakan.”
Karena, ujar Judi, jika USG ini sembarangan dipakai bukan oleh ahlinya, “bisa terjadi ia tak tahu berapa lama waktu yang harus digunakan. Pada percobaan di laboratorium, sel yang dikenai gelombang frekuensi tinggi dalam waktu yang lama akan menjadi panas dan rusak. Nah, kalau sel otak yang kena, bisa jadi ada salah satu struktur syaraf yang jadi rusak. Bayangkan saja jika pusat penglihatan yang kena, bagaimana bayinya nanti, kan?”
DUA PEMERIKSAAN
Secara umum, pemeriksaan USG yang digunakan di bidang ilmu kebidanan ada 2 macam, yaitu perabdominal (lewat perut) dan pervaginal (lewat vagina). Cara lain bisa transperineal atau transrektal.
Pemeriksaan USG perabdominal biasanya dilakukan pada kehamilan yang sudah cukup besar (lebih dari 12 minggu). “Karena ukuran janin yang sudah cukup besar, sehingga diperlukan probe (transduser yang mirip mikrofon) yang lebih
besar pula. Karena memang tak memungkinkan untuk lewat vagina.”
Sedangkan pemeriksaan USG pervaginal biasanya dilakukan pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Dengan dilakukan di usia muda kehamilan inilah maka kita dapat menentukan secara lebih pasti usia janin. Juga jumlah janin (kembar atau tidak), ukurannya, lokasi, denyut jantung, dan keadaan uterus maupun organ-organ di sekitarnya.
“Dengan diketahuinya kelainan-kelainan pada janin secara dini maka memungkinkan bagi dokter untuk bertindak lebih cepat sehingga memberikan hasil yang lebih optimal.”
Selain itu, dengan pemeriksaan USG pervaginal, probe USG bisa lebih dekat ke organ genetalia interna. Probe inilah yang akan merekam gelombang suara yang dipantulkan oleh organ-organ tubuh si janin. Nah, dengan lebih dekat ke janin maka memungkinkan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas. “Selain itu, pasien juga jadi tak perlu repot untuk menahan air kencingnya.”
Perlu diketahui untuk pemeriksaan USG perabdominal ibu hamil akan diminta menahan air kencingnya sebelum pemeriksaan. Karena pada kehamilan trimester I, organ genitalia intern masih berada di bawah rongga panggul. Tertutup oleh massa usus yang berisi gas, selain juga dilindungi oleh tulang panggul sehingga menghalangi penjalaran gelombang USG. Untuk mengatasi hal itu harus dibantu dengan kandung kemih yang penuh. Dengan demikian kandung kemih itu akan mendesak massa usus keluar dari rongga panggul sehingga rahim terdesak lebih jauh. Itulah mengapa sering dikatakan juga air kemih itu sebagai jendela ventilasi untuk meneropong ke dalam.
Yang jelas para ibu tidak perlu khawatir bahwa pemeriksaan pervaginal ini akan menyebabkan perdarahan atau keguguran . “Karena pemeriksaannya tidak memerlukan manipulasi atau penekanan pada rahim.”
Sedangkan yang melalui perut, si ibu hamil harus berbaring telentang dan perutnya akan diberi minyak atau jelly. Kemudian sebuah transduser digerakkan perlahan-lahan di permukaan perut. “Pemakaian jelly ini berguna karena di atas kulit terdapat lapisan udara yang dapat memantulkan kembali gelombang suara yang datang.”
Nah, kini sudah jelas mengapa USG itu diperlukan. Dengan bantuan dokter ahli di bidang ini, ibu hamil akan melihat bagian-bagian dari calon bayinya, dari kepala, kaki, bokong, atau tulang punggung si janin sampai jenis kelamin. Dan yang paling penting, bisa mendeteksi adanya kelainan.
Indah Mulatsih
Aneka Manfaat USG
Para ibu sering salah menafsirkan manfaat pemeriksaan USG ini. “Sering, kan, ibu-ibu hamil yang menolak pemeriksaan USG karena merasa tidak perlu untuk memeriksa jenis kelamin anaknya.” Padahal, menurut Judi, USG itu bukan hanya semata-mata untuk melihat jenis kelamin janin. “Banyak manfaatnya. Terlebih lagi bagi ibu yang mempunyai riwayat obstetrik buruk. Misalnya, memiliki kehamilan ektopik, kista, mioma, atau bayinya cacat.”
Di antara manfaatnya adalah:
* Pada kehamilan trimester I:
- Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
- Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat bawaan.
- Meyakinkan adanya kehamilan.
- Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda, misalnya kehamilan ektopik.
- Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
- Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
- Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
- Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
- Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya kista, mioma, dsb.
Pada kehamilan trimester II & III:
- Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
- Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
- Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. “Jadi, lebih ke arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.”
- Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas, banyaknya cairan amnion, dsb.
- Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum persalinan.
- Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
- Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).
“Dengan demikian, jika hasilnya menunjukkan hasil yang tidak normal, maka kita dapat bertindak lebih cepat untuk menyelamatkan janin. Karena gangguan aliran darah pada janin dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat dan pada keadaan yang sudah berat dapat mengakibatkan kematian.”
Nah, dengan melihat begitu banyak manfaatnya, tentunya akan rugi jika tidak melakukan USG. “Kerugiannya, ia jadi tidak tahu bayinya cacat atau tidak.”

Jumat, 06 Januari 2017

KENALI MASA MENOPAUSE ANDA.....



KESEHATAN REPROSUKSI “MENOPAUSE DAN KLIMAKTERIUM” 
A.    PENGERTIAN KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1.      Pengertian klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif. Masa-masa klimakterium :
a.    Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
b.    Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
c.    Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum . Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Kesulitan mungkin dijumpai dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar hormone gonadotropin naik), dan gejala-gejala klinis.
Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran klinis dari defesiensi estrogen dapat berupa gangguan siklus haid, gangguan neurovegetatif, gangguan psikis dan gangguan somatic.
2.      Pengertian menopause
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa klimakterium.
Sebenarnya menopause bukan merupakan masalah patologis tetapi merupakan masalah fisiologis yang dialami setiap wanita di dunia tetapi sangat mengganggu kebahagiaan sebuah keluarga dan wanita itu sendiri. Di dalam pengalaman hidupnya, seorang wanita akan mengalami perubahan-perubahan alamiah ini. Namun proses alamiah ini berbeda pada setiap wanita menopause. Ada yang melewatinya tanpa merasa terganggu, namun sebagian besar wanita menopause melalui perubahan alamiah ini dengan cobaan yang berat, gangguan fisik dan tekanan psikis yang menekan. Hal ini disebabkan karena berhentinya produksi estrogen dan menurunnya daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primordial yang akan dirangsang oleh LH dan FSH dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika produksi estrogen turun dibawah nilai kritis, estrogen tidak lagi dapat menghambat produksi dari FSH dan LH, juga tidak dapat merangsang lonjakan LH dan FSH ovulasi untuk menimbulkan siklus osilasi. Sebaliknya, FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinyu. Estrogen diproduksi dalam jumlah di bawah nilai kritis untuk jangka waktu yang singkat sesudah menopause, tetapi setelah beberapa tahun, ketika folikel primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun menjadi hampir nol.
Pada saat menopause, seorang wanita harus menyesuaikan kembali kehidupannya dari kehidupan yang secara fisiologis dirangsang oleh produksi estrogen dan progesterone menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormone-hormon tersebut.
B.     PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
1.      Perubahan hormone
Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita mulai melompat-lompat ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
2.      Perubahan fisik
a.    Uterus (kandungan) : mengecil.
b.     Tuba Falopi : lipatan tuba menjadi memendek, menipis dan mengerut.
c.    Ovarium (indung telur) : ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesterone, berhenti menghasilkan sel telur. Akibatnya timbul keluhan akibat berkurangnya kadar hormon.
d.    Cervix (leher rahim) : mengerut.
e.    Vagina : terjadi penipisan dinding vagina, selain itu secret/lendir vagina mulai mengering, menyulitkan hubungan suami-istri.
f.     Vulva (bibir rahim) : jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit menipis, pebuluh darah berkurang. Akibat sering timbul rasa gatal. Vulva yang mengering bersamaan dengan penyempitan lubang masuk vagina menyebabkan kesulitan untuk melakukan hubungan suami istri, timbul rasa nyeri  pada waktu hubungan, menyebabkan wanita berusaha untuk menolak melayani suaminya.
g.     Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih/uban.
h.    Payudara : jarigan lemak berkurang, putting susu mengecil. Akibatnya payudara mulai lembek, mengendor dan keriput.
i.      Hipertensi : turunnya hormon estrogen dan progesteron menyebabkan :
·      HDL Cholesterol (Cholesterol baik) menurun.
·      LDL Cholesterol (Cholesterol jahat) meningkat . Wanita yang semasa haid masih relatif kebal terhadap penyakit aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah), setelah menapause mulai bisa diserang penyakit ini, yang berakibat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyempitan pembuluh darah jantung (penyakit jantung coroner).
j.      Osteoporosi (pengeroposan tulang).
Dengan turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron, maka mulai terjadi proses pengeroposan tulang (walaupun seorang wanita cukup mendapat tambahan calcium seperti dari susu).
Rendahnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan zat calcium/kapur tidak dapat disimpan dalam tulang, sebaliknya calcium dalam tulang pelan-pelan menyusut.  Tandanya adalah mulai terasa nyeri pada tulang yang dianggap sebagai rematik yang bila berobat acap kali hanya mendapat obat penghilang rasa nyeri. Bila proses pengeroposan sudah sangat lanjut bisa terjadi patah tulang belakang dan tulang panggul secara spontan
C.    PERMASALAHAN KESEHATAN REPSODUKSI PADA MASA MENOPAUSE
1.      Fisik   
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik  yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a.      Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih. 
b.      Gejolak Rasa Panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi.
c.        Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme. 
d.      Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)
e.       Keringat di Malam Hari
Berkeringat malam hari,  bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak. 
f.         Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
g.      Perubahan Pada Mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
h.      Kerapuhan Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh. 
i.        Badan Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga.  
j.         Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting  yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut.  Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang.  Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.
Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium (kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.

2. Masalah Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.  Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a.       Ingatan Menurun      
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
b.       Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul  sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas  dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya.
Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
·      Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
·      Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
·      Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
·      Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
·      Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
c.        Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
d.        Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.
e.        Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
D.    UPAYA MENGATASI MASALAH PADA MASA MENOPAUSE
Bagaimana bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusihormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan dapat mengambil langkah :
1.      Melakukan KIEM sehingga wanita denngan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas
2.      Bidan berkonsultasi dengandokter puskesmas atau dokter ahli
3.       Setelah pengobatan, bidan dapatmeneruskan pengawasan
4.      Bidan dapat merujuk penderita ke Rumah Sakit
5.      Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada seperti lecet, keputihan, benjolan atau tanda radang
6.      Pap Smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
7.      Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor payudara akibat penurunan kadar estrogen/karena adanya hormon pengganti
8.      Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure fito-estrogen yang cukup seperti kedelai dan papaya
9.       Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll
10.  Menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi dan alcohol